
Replika gedung percetakan dan servis areanya harus menonjol."Aktifitas akan saya pusatkan disitu", pesan Iwan Handoko,
pemilik percetakan H&H kepada relhobi. Inisial itu kependekan dari nama Handoko dan Hanani-istrinya.
Ukuran ruangan dilantai dua rumahnya di kawasan Mulyosari, Surabaya ini, okay. Itungan luas mejanya, 3 X 3,5 meter persegi.
Sesuai dengan tata ruangnya, bentang meja yang 3 meter mesti di sebelah kanan- bab ada bukaan pintu disampingnya. Bentang
3,5 meternya ke sebelah kiri. Bentuknya seperti huruf L.
Dari ukuran yang ada, desain layouttracknya untuk tiga lantai. Berpijak pada bentuk tulang anjing (dog bone), radius
kurva sisi luar dan dalamnya sesuai untuk lok CC. Pas dengan yang diinginkan sarjana senirupa IKIP Surabaya ini. "Sudah
lama saya pingin lok CC itu", tuturnya.
Dibentang meja 3,5 meter lantai I sebelah kiri, ditempatkan lingkaran putar balik. Jalur tracknya kembali berdampingan
di sudut sebelah kanan dan ditarik ke lantai II. Menyusuri bentang meja 3 meter, jalur ini berkembang menjadi sentra kegiatan
di lantai II. Di sinilah jalur2 track ditempatkan berjajar. Jalur masuk dari lantai I ditempatkan di sisi luar dan jalur keluar
ke lantai I ditempatkan di sisi dalam. Jalur dari lantai I, terbelah melalui wesel ke jalur service dan akan terbelah lagi
menuju satu jalur ke barak militer di bentang meja 3 meternya."Ngingetin bapak saya yang tentara", kelakarnya.

Replika gedung percetakan H&H, ditempatkan disisi dalam bentang meja 3,5 meter. Jalur masuknya dari lantai III. Sebelum
memasuki jalur didepan stasiun, ada wesel yang membelokkan ke jalur service percetakan ini. Rangkaian lokomotif melintas maju
terlebih dulu dan setelah melewati wesel, mundur ke arah depan gedung percetakan. Aktifitas bongkar muat dilakukan di sini.
Bila rangkaian akan keluar menuju jalur utama, maju ke sebelah kanan- melintas wesel dan langsung ke lantai I. Rangkaian ini
tidak perlu melalui jalur didepan stasiun lagi.
Jalur2 berjajar di lantai II, kembali berdampingan dan ditarik ke lantai III. Melintasi jembatan besi, berbelok ke sudut
kanan atas dan kembali membentuk lingkaran putar balik. Dengan tata letak jalur2 track seperti ini, rangkaian lokomotif yang
berangkat dari lantai II ke lantai III akan selalu berpapasan dengan rangkaian lokomotif ke arah sebaliknya. Papasan dua rangkaian
di jalur ganda ini akan menjadi pusat perhatian tersendiri.
Mudah.

Meski penempatan meja ini strategis, toh ada bagian2 yang tidak menguntungkan. Bagian atas pada bentang meja 3,5 meter dan
sebelah kanan bentang meja 3 meter, mepet tembok. Otomatis, penempatan jalur2 track di bagian2 itu sulit dijangkau bila terjadi
masalah. Lha kalau ngikuti pakem dasar bermain kereta model, cuma satu - harus serba mudah. Jalan keluar pertama, ngatur ketinggian
meja sekitar 75 sentimeter. Setidaknya, cukup untuk mbrobos dari bawah dan membetulkan rangkaian2 yang bermasalah. Begitu
juga jika terjadi masalah pada tracknya. Yang paling paten, mbenahi system wiringnya- jangan sampai stromloss.
Dengan desain ini, memungkinkan untuk mengoperasikan 6 rangkaian lokomotif. Satu jalur stop and go (SAG) by sinyal, ditempatkan
di lantai I. Tepatnya di lingkaran sebelah kiri. Satu jalur SAG di lantai II arah ke lantai III. Satu jalur SAG lagi di posisi
sebaliknya- ke arah lantai I. Kedua jalur ini, persis berada di depan stasiun. Satu jalur SAG ditempatkan di lantai III depan
stasiun barang yang berkelok itu.
Satu rangkaian lokomotif yang digerakkan dari jalur servis percetakan H&H, akan membuka sinyal bagi rangkaian lokomotif
yang parkir di jalur SAG di lantai I. Rangkaian lokomotif dari lantai I membuka sinyal bagi rangkaian yang parkir dijalur
SAG lantai II menuju dan membuka sinyal rangkaian yang parkir di jalur SAG lantai III. Rangkaian dari lantai III membuka sinyal
bagi rangkaian SAG di lantai II yang menuju lantai I. Begitu seterusnya&.... Diantara jeda waktu, satu rangkaian lagi
bisa digerakkan dari jalur servis. Dengan demikian, ada 6 rangkaian yang dapat dioperasikan dan bergerak otomatis.
Untuk membangun layout track ini, menghabiskan 60 meter track code100 buatan Atlas dan ditunjang 17 unit wesel. Empat
sinyal otomatik. System kendali, menggunakan dijital EZnya Bachmann. Begitu juga dengan lokomotif dan gerbong2 skala HOnya.
Laporan pembangunan meja berikut foto2 akan dilakukan berseri.
Sobek sobek.

Proses mendesain layout ini nggak instan. Modot molor nggak tentu arahnya. Akibat ukuran ruangannya nggak tentu juga. Ruangan
ini berbentuk sekatan dengan lainnya. Yang ditunjuk pertama, sempit. Ndesainnya ya berangkat dari situ. Permintaan untuk membuat
layout yang bisa dilintasi lok CC, mesti ditolak. Bab, nggak mungkin bisa nempatin radius besar di tempat sempit. Jadilah
desain dua lantai dengan batasan hanya bisa dilintasi lok BB. Lokasi penempatan replika gedung percetakan H&H, sejajar
dengan jalur track di lantai II. Rangkaiannya mesti maju dulu di jalur utama, mindah jalur di wesel trus mundur. Penempatan
ini, membuat tampilan replika gedungnya nonjol banget.....Masih di atas kertas.....
Nggak sampai seminggu, Iwan nelpon relhobi dan crita ngalor ngidul bahwa dia pingin banget bisa njalanin lok CC. Maklum,
yang dilihatnya saban hari tiap melintas dekat stasiun Gubeng,yang jalan lok CC. Nuruti keinginannya, bukan masalah besar-asal
ruangannya cukup. Realistis to?..... Diskusi pun mandeg. Tambahan corat coret lagi. Masih diatas kertas.....
Esoknya, Iwan memberitahu tahu bahwa sekat di ruangannya bisa didelete. Jadi lebih lapang dan meja diperbesar. Desain
baru dibuat dan yang lama-jadi sobekan kecil di bak sampah. Toh, cuma gambar di atas kertas. Bayangkan kalau itu sudah berbentuk
meja. Di awal pembicaraan, ada komit dulu bahwa desain kita tuntaskan hanya diatas kertas. Jelek, sobek sobek. Batal, buang.
Nggak cocok, diremas remas gemes. Apapun yang terjadi pada desain ini, tidak ada satu pun materi track atau lainnya yang jadi
korban. Nggak ada yang kepotong sia2. Andai tidak dikertas, bayangkan berapa duit yang hangus begitu saja.? Plus, jengkel,
kesel, sebel dan lainnya. Terlebih, kalau nggak bisa njalanin lok CC yang justru diimpikan sejak lama. Bisa panas dingin jeck....Finally,
desain matang di ukuran meja 3 X 3,5 meter
Bujetingnya, nggak rumit2 amat. Duit yang ada saat itu, difokuskan dulu ke infrastruktur. Yang dibeli ya cuma track, wesel,
roadbed dan sinyal2. Powernya, masih ngandalin dari startset dijital EZnya Bachmann yang isinya hanya control dijital set
dan satu unit lokomotif diesel GP50 Norfolk Southern. Sebagai pendamping ujicoba power, nambah 1 unit FT Rio Grande dan 1
unit GP30 Great Northern. Beberapa gerbong barang, khususnya undecorated karena Iwan juga hoby moles2 cat sesuai seleranya.
Kebutuhan seperti replika gedung, stasiun dan lainnya nyusul. Toh, rencana penempatannya sudah tertera jelas di rancang desain
layoutnya (iwan).
|