
Analog ! Pilihan sudah diputuskan. Meja dibangun, track dipasang. Menyusul system kelistrikan. Diujicoba - semua beres. Lancar.
Seiring waktu, jumlah lokomotif dan gerbong bertambah. Saya berniat untuk memenuhi kelengkapan grup BNSF saja. Kini kurang
dua roadname : Northern Pacific dan BNSF. Semata karena modelnya belum sesuai.
Tahun lalu, Bachmann Industries merilis DCC EZ. Harganya kejangkau kantong. Lok dijital standarnya, bahkan lebih murah
dibanding produk analognya Athearn atau Atlas. Terobosan baru ? Tidak juga. DCC EZ adalah warisan Digital Lenz generasi I
(basic). Dulu digunakan Roco Austria dengan nama Digital's Cool. Melihat speknya, saya kepincut juga. Andai saya rubah, tidak
ada yang sulit. Sistem kontrolnya tinggal diganti. Decoder tinggal nancepin. Sebagian lok memiliki colokan, yang kopongan
bisa dicangkok. Bengkel kereta model di Cibadak, Bandung bisa merubah kurang dari sejam.
Rencana disusun. Inves terbesar pada decoder. Kalau harga disini 30 $, tinggal ngalikan jumlah lok. Sekarang ada 30 unit.
Laaama coretan di kertas saya pandangi, tapi tak kunjung saya lanjuti. Uang bisa dicari, decoder bisa dibeli. Yang tidak saya
temukan, justru alasannya, Kenapa harus merubah kalau tidak ada masalah mendasar? Selama ini, lima rangkaian di meja layout
US HO berjalan baik2 saja. Lampu2nya berpendar cantik. Motornya bekerja mulus. Roda2nya menggelinding lancar menyusuri rel
tanpa gangguan stroom loss sedikit pun. Lantas apa?
DCC basic hanya untuk perintah jalan, ngatur kecepatan, bunyi bel dan mati hidupkan lampu. DCC cangihlah yang memiliki
tambahan fungsi sound sangat banyak. Dan....tentu saja lebih mahal. Untuk melengkapinya, per unit lok harus disuntik 1,2 jutaan
rupiah. Naaah....Selebihnya, rangkaian bergerak ditentukan jalur2 layout track.
Sejak microchip ditanamkan pada replika kereta model sekitar tahun 90-an, wacana system kendali ini pun berubah. Produsen
berlomba menawarkan fasilitas yang sama. Di Amerika dimotori Digitrax dan di Jerman dipandu Lenz dan Uhlenbrock. Hasilnya,
berbeda beda. Ujung2nya, bukan hanya pehobi yang gundah - produsen pun bingung. Lantaran system satu dan lainnya, nggak nyambung.
Dan produsen yang paling kacau, adalah Fleischmann. Usaha mempertaruhkan dijital FMZ nya buatan Uhlenbrock gagal total. Untuk
menoleransi penggemar fanatiknya, akhirnya merilis Digital Twin yang dapat digunakan mengendalikan FMZ dan DCC. Setelah itu,
produksi decoder FMZnya resmi dihentikan.
Pehobi juga sulit bersikap. Bertahan dengan analog atau pindah ke digital ? Desainer kondang Ivo Cordes di Jerman dan
Lou Sassi di Amerika, lebih senang merekayasa layouttracknya ketimbang debat soal systemnya. Apapun kendalinya, kereta akan
tetap berjalan di atas rel dan memang itu intinya.
Nambah pede, saya cari reference. Memang tidak satu pun produsen meninggalkan system analog. Sebaliknya, menciptakan DCC
yang akrab dengan analog. Quantum Sound berfungsi baik di analog. Lebih ekstrimnya, produsen Broadway Limited dan Precision
Craft merilis BlueLine. Loksound tanpa DCC. Mantap. Kertas berisi coretan2 rencana dijital, saya buang.
Meja layout DC saya berukuran 2,6 X 3,8 meter. Tiga lantai. Desain layoutnya, berdasar pada gabungan dua tali laso. Lingkar
laso pertama di lantai I. Tali penghubungnya saya olor ke lantai II, menanjak dan menuju lingkaran laso di lantai III. Di
satu tali penghubung itulah yang menjadi jalur running dan pusat station. Selebihnya, bercabang untuk servis area.
Dengan konfigurasi ini, saya menempatkan jalur stop and go by sinyal (SGS) di lantai I, dua jalur SGS di lantai II -
untuk satu rangkaian menghadap ke kanan dan satu lagi menghadap ke kiri sebagai jalur2 station. Satu SGS lagi di lantai III.
Ada 4 rangkaian bisa diparkir dan ready to run. Satu rangkaian lagi di jalur servis.
Rangkaian di jalur servis, saya gerakkan ke kanan dan menanjak ke lantai III. Membuka sinyal dan menggerakkan satu rangkaian
di jalur SGS. Rangkaian ini berfungsi menutup sinyal dan membuka sinyal jalur SGS di lantai II. Rangkaian di lantai II bergerak
ke lantai I dengan tugas yang sama dan sebaliknya. Sekali mengoperasikan trotle, ada 5 rangkaian yang bergerak bergantian
di layout ini. Dilihat dari pusat station, rangkaian yang bergerak ke kanan, akan kembali ke titik awal dari kanan juga. Begitu
seterusnya.

Kalau ada rekan bertandang, saya persilakan duduk di kursi kendali. Melihat gerakan sejak awal dan biasanya terus berkomentar
: "waaaah....ini dijitel ya ?".....(iwan) * artikel ini sudah dirilis di keretamodel.com
|